Who is leader ? Siapa
Bos anda ? Bagaimana anda ingin diperlakukan sebagai anak buah, bagaimana
keteladanan yang ingin anda dapatkan ? Hal-hal tersebut seharusnya tidak
berhenti hanya sebatas keluhan atau omong-omong belakang panggung yang tidak
berarti apa-apa.
Jika kita membuka buku2 diktat kita akan sering menemui banyak pembahasan-pembahasan klasik tentang pertanyaan2 dasar seorang leader. Apakah ia dilahirkan ? (alias mempunyai bakat tertentu ketika dilahirkan) Apakah dia dapat dibentuk ? (siapapun bisa asal dilatih dalam lingkungan yang tepat). Sampai saat ini kedua hal tersebut tetap memperoleh porsinya dalam perdebatan panjang. Pembahasan klasik lain adalah tentang gaya kepemimpinan, dari sekedar bos begitu ditakuti shg anak buahnya bersikap ABS, sampai dengan Bos yang mau "turun kebawah", walaupun tetap saja ujung-ujungnya berorientasi hasil pula. Walaupun leader anda baik, tapi anak buah tidak dapat bekerja maksimal tetap saja ada yang kurang dari kepemimpinan itu. Bagi mereka yang sudah berpengalaman bertahun2, dimana leadership sense itu sudah mengakar, mudah saja setiap case dihadapi dengan cara yang berbeda-beda, sehingga sering kita mendengar sekelompok orang yang hanya mau dipimpin orang tertentu, atau banyak masalah tidak tuntas tanpa kehadiran seseorang tertentu .. seakan2 dia tak tergantikan. Namun benarkah demikian.
Diluar kemampuan2 teknis, sekarang leadership bukan jamannya lagi memilih gaya kepemimpinan. Kalau tim anda ingin maju, organisasi yang anda pimpin ingin mencapai goalnya. Adalah hal-hal mutlak yang harus dimiliki dan terus diterapkan apapun jenis kepribadian yang anda punyai. Minimal penulis ada 4 hal keharusan yang harus dilakukan seorang leader dalam sikapnya terhadap anak buah dan 4 hal pula yang harus dihindari.
--- 4 Hal positif :
Menjadi Coach => anda harus menjadi pelatih bagi anak buah anda, kenapa demikian ? karena ada suatu saat dimana ada tidak mungkin mendapat ragam anak buah yang ideal. Pasti ada kekurangan di sana-sini, anda tidak boleh hanya memarahi orang saja. Karena marah hanya berakibat anak buah tidak belajar tapi terfokus menyembunyikan kesalahan apapun caranya. Pointnya disini anda menjadi leader karena mempunyai "kemampuan" lebih, nah tularkan kemampuan itu pada anak buah anda, sehingga segalanya bukan anda yang perlu turun tangan sendiri.
Menjadi Conselor => anda harus menjadi conselor, hal ini wajar setelah anda menjadi pelatih yang mengajarkan segala sesuatu tentang kemampuan bekerja, selalu ada hal-hal yang unik dari tiap masalah, anak buah butuh tempat berkonsultasi, tempat bertanya, agar kualitas pekerjaannya semakin sempurna. Larangan keras untuk berkata " Itu kan pekerjaanmu, masak begitu saja tidak bisa ! "
Menjadi Coordinator => anda harus menjadi coordinator, setiap tugas mempunyai spesifikasi pembagian keahlian tersendiri, pepatah "the right man on the right place" menjadi mutlak disini. Kesalahan anak buah sebenarnya adalah point terakhir yang harus ditindak jika terjadi kegagalan tugas. Karena tatacara koordinasi pelaksanaan tugas itulah yang memungkinkan apakah anak buah bekerja maksimal atau tidak. Jika sedikit saja ada koordinasi yang salah dapat "mengacaukan" keseluruhan rencana. Oleh karena itu penting kiranya leader itu mempunyai visi dan perencanaan yang terus dikaji potensi keberhasilannya.
Menjadi Commando => anda yang merencanakan, anda pula yang harus menjadi contoh di depan. Tidak sebaliknya menjadikan anak buah sebagai "kelinci percobaan". Anda adalah sopir kendaraan besar organisasi anda, jadi anda yang menentukan arah organisasi. Jangan berpikir "belajar dari kesalahan yang dialami" ini berarti anda berpikir menunggu ada korban baru organisasi dapat belajar. Justru sebaliknya anda sudah harus dapat melihat potensi problem dan menemukan celah solusi selanjutnya anda yang mengarahkan tim anda untuk bergerak menuju solusi tersebut. Nah disinilah, disiplin anda tanamkan sebagai keseragaman arah kerja.
--- 4 Hal Negatif,
Menjadi Sok kuasa/ Nge-Boss, tidak ada gunanya menjadi orang yang selalu ditakuti, dan dituruti perintahnya karena hal ini menjebak dan memperbodoh pikiran anda sendiri untuk kreatif menyelesaikan masalah dengan cara terbaik bersama anak buah
Menjadi sekedar Messenger, kalau anda dibayar "lebih" hanya untuk sekedar menjadi penyampai pesan dari bos besar anda, betapa rugi perusahaan anda. Sebaiknya sewa saja mikropon saja. Karena Bos besar memang message-nya akan selalu singkat, nah perlu ada pengejawantahan dalam perintah2 aplikatif agar roda organisasi berjalan lancar
Menjadi lips sticker, anda tidak boleh hanya "berlindung" dibalik ucapan-ucapan orang yang lebih berkuasa padahal belum tentu benar. Anda tidak bisa memakai kalimat sakti .." .. menurut petunjuk Bapak Pimpinan .." untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi.
Menjadi seorang "Watch-Dog", sekedar berdiri mengawasi dengan tampang jutek, mencari-cari kesalahan anak buah juga harus dihindari. Karena semakin anda mencari kesalahan orang lain, orang lain tidak akan terfokus bekerja dengan baik namun sebaliknya hanya akan sibuk sendiri berusaha "kucing-kucingan" menyembunyikan kesalahan dengan berbagai cara. Akibatnya sudah jelas produktivitas tidak akan berkembang karena segala sesuatu dikerjakan denga penuh keterpaksaan
nah point-point diatas penting kiranya untuk diperhatikan , silakan anda renungkan sudahkah keempat hal diatas selalu anda lakukan. Atau jika anda belum mendapat kesempatan mendapat "cobaan" sebagai pemimpin, semoga hal-hal tersebut diatas menjadi inspirasi bagi perbaikan yang akan anda bawa dalam organisasi/tim yang kelak anda pimpin.
Siapapun anda, terlahir dengan bakat leadership atau tidak, anda tetap harus belajar menjadi pemimpin dimana pointnya bukan menjadi orang yang memerintah dan diberi kekuasaan. Pemimpin sudah seharusnya menjadi seorang pelayan mengatur hidangan menu organisasi agar semua anggotanya dapat menyantap dengan nikmat
Jika kita membuka buku2 diktat kita akan sering menemui banyak pembahasan-pembahasan klasik tentang pertanyaan2 dasar seorang leader. Apakah ia dilahirkan ? (alias mempunyai bakat tertentu ketika dilahirkan) Apakah dia dapat dibentuk ? (siapapun bisa asal dilatih dalam lingkungan yang tepat). Sampai saat ini kedua hal tersebut tetap memperoleh porsinya dalam perdebatan panjang. Pembahasan klasik lain adalah tentang gaya kepemimpinan, dari sekedar bos begitu ditakuti shg anak buahnya bersikap ABS, sampai dengan Bos yang mau "turun kebawah", walaupun tetap saja ujung-ujungnya berorientasi hasil pula. Walaupun leader anda baik, tapi anak buah tidak dapat bekerja maksimal tetap saja ada yang kurang dari kepemimpinan itu. Bagi mereka yang sudah berpengalaman bertahun2, dimana leadership sense itu sudah mengakar, mudah saja setiap case dihadapi dengan cara yang berbeda-beda, sehingga sering kita mendengar sekelompok orang yang hanya mau dipimpin orang tertentu, atau banyak masalah tidak tuntas tanpa kehadiran seseorang tertentu .. seakan2 dia tak tergantikan. Namun benarkah demikian.
Diluar kemampuan2 teknis, sekarang leadership bukan jamannya lagi memilih gaya kepemimpinan. Kalau tim anda ingin maju, organisasi yang anda pimpin ingin mencapai goalnya. Adalah hal-hal mutlak yang harus dimiliki dan terus diterapkan apapun jenis kepribadian yang anda punyai. Minimal penulis ada 4 hal keharusan yang harus dilakukan seorang leader dalam sikapnya terhadap anak buah dan 4 hal pula yang harus dihindari.
--- 4 Hal positif :
Menjadi Coach => anda harus menjadi pelatih bagi anak buah anda, kenapa demikian ? karena ada suatu saat dimana ada tidak mungkin mendapat ragam anak buah yang ideal. Pasti ada kekurangan di sana-sini, anda tidak boleh hanya memarahi orang saja. Karena marah hanya berakibat anak buah tidak belajar tapi terfokus menyembunyikan kesalahan apapun caranya. Pointnya disini anda menjadi leader karena mempunyai "kemampuan" lebih, nah tularkan kemampuan itu pada anak buah anda, sehingga segalanya bukan anda yang perlu turun tangan sendiri.
Menjadi Conselor => anda harus menjadi conselor, hal ini wajar setelah anda menjadi pelatih yang mengajarkan segala sesuatu tentang kemampuan bekerja, selalu ada hal-hal yang unik dari tiap masalah, anak buah butuh tempat berkonsultasi, tempat bertanya, agar kualitas pekerjaannya semakin sempurna. Larangan keras untuk berkata " Itu kan pekerjaanmu, masak begitu saja tidak bisa ! "
Menjadi Coordinator => anda harus menjadi coordinator, setiap tugas mempunyai spesifikasi pembagian keahlian tersendiri, pepatah "the right man on the right place" menjadi mutlak disini. Kesalahan anak buah sebenarnya adalah point terakhir yang harus ditindak jika terjadi kegagalan tugas. Karena tatacara koordinasi pelaksanaan tugas itulah yang memungkinkan apakah anak buah bekerja maksimal atau tidak. Jika sedikit saja ada koordinasi yang salah dapat "mengacaukan" keseluruhan rencana. Oleh karena itu penting kiranya leader itu mempunyai visi dan perencanaan yang terus dikaji potensi keberhasilannya.
Menjadi Commando => anda yang merencanakan, anda pula yang harus menjadi contoh di depan. Tidak sebaliknya menjadikan anak buah sebagai "kelinci percobaan". Anda adalah sopir kendaraan besar organisasi anda, jadi anda yang menentukan arah organisasi. Jangan berpikir "belajar dari kesalahan yang dialami" ini berarti anda berpikir menunggu ada korban baru organisasi dapat belajar. Justru sebaliknya anda sudah harus dapat melihat potensi problem dan menemukan celah solusi selanjutnya anda yang mengarahkan tim anda untuk bergerak menuju solusi tersebut. Nah disinilah, disiplin anda tanamkan sebagai keseragaman arah kerja.
--- 4 Hal Negatif,
Menjadi Sok kuasa/ Nge-Boss, tidak ada gunanya menjadi orang yang selalu ditakuti, dan dituruti perintahnya karena hal ini menjebak dan memperbodoh pikiran anda sendiri untuk kreatif menyelesaikan masalah dengan cara terbaik bersama anak buah
Menjadi sekedar Messenger, kalau anda dibayar "lebih" hanya untuk sekedar menjadi penyampai pesan dari bos besar anda, betapa rugi perusahaan anda. Sebaiknya sewa saja mikropon saja. Karena Bos besar memang message-nya akan selalu singkat, nah perlu ada pengejawantahan dalam perintah2 aplikatif agar roda organisasi berjalan lancar
Menjadi lips sticker, anda tidak boleh hanya "berlindung" dibalik ucapan-ucapan orang yang lebih berkuasa padahal belum tentu benar. Anda tidak bisa memakai kalimat sakti .." .. menurut petunjuk Bapak Pimpinan .." untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi.
Menjadi seorang "Watch-Dog", sekedar berdiri mengawasi dengan tampang jutek, mencari-cari kesalahan anak buah juga harus dihindari. Karena semakin anda mencari kesalahan orang lain, orang lain tidak akan terfokus bekerja dengan baik namun sebaliknya hanya akan sibuk sendiri berusaha "kucing-kucingan" menyembunyikan kesalahan dengan berbagai cara. Akibatnya sudah jelas produktivitas tidak akan berkembang karena segala sesuatu dikerjakan denga penuh keterpaksaan
nah point-point diatas penting kiranya untuk diperhatikan , silakan anda renungkan sudahkah keempat hal diatas selalu anda lakukan. Atau jika anda belum mendapat kesempatan mendapat "cobaan" sebagai pemimpin, semoga hal-hal tersebut diatas menjadi inspirasi bagi perbaikan yang akan anda bawa dalam organisasi/tim yang kelak anda pimpin.
Siapapun anda, terlahir dengan bakat leadership atau tidak, anda tetap harus belajar menjadi pemimpin dimana pointnya bukan menjadi orang yang memerintah dan diberi kekuasaan. Pemimpin sudah seharusnya menjadi seorang pelayan mengatur hidangan menu organisasi agar semua anggotanya dapat menyantap dengan nikmat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar